Senin, 31 Oktober 2011

Motivasi Paling Oke

Kisah Racun Penyembuh

Seorang gadis bernama Li-li menikah dan tinggal bersama suami dan ibu
mertua. Dalam waktu singkat, Li-li menyadari bahwa ia tidak dapat cocok
dengan ibu mertuanya dalam segala hal. Kepribadian mereka berbeda, dan
Li-li sangat marah dengan banyak kebiasaan ibu mertua. Li-li juga
dikritik terus-menerus. Hari demi hari, minggu demi minggu, Li-li dan ibu mertua
tidak pernah berhenti konflik dan bertengkar. Keadaan jadi tambah
buruk, karena berdasarkan tradisi Cina, Li-li harus taat kepada setiap
permintaan sang mertua.

Semua keributan dan pertengkaran di rumah itu mengakibatkan suami
yang miskin itu ada dalam stress yang besar.

Akhirnya, Li-li tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi
ibu mertuanya, dan dia memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Li-li pergi menemui teman baik ayahnya, Mr Huang, yang menjual jamu.
Li-li menceritakan apa yang dialaminya dan meminta kalau-kalau
Mr Huang dapat memberinya sejumlah racun supaya semua kesulitannya
selesai.

Mr Huang berpikir sejenak dan tersenyum dan akhirnya berkata, Li-li,
saya akan menolong, tapi kamu harus mendengarkan dan melakukan
semua yang saya minta.

Li-li menjawab,"Baik, saya akan melakukan apa saja yang anda minta."
Mr Huang masuk kedalam ruangan dan kembali beberapa menit kemudian
dengan sekantong jamu.

Dia memberitahu Li-Li, "Kamu tidak boleh menggunakan racun yang
be-reaksi cepat untuk menyingkirkan ibu mertuamu, karena nanti
orang-orang akan curiga. Karena itu saya memberimu sejumlah jamu
yang secara perlahan akan meracuni tubuh ibu mertuamu.
Setiap hari masakkan daging kambing atau ayam dan kemudian campurkan
sedikit jamu ini. Nah, untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang
mencurigaimu pada waktu ia meninggal, kamu harus berhati-hati
dan bertindak dangan sangat baik dan bersahabat. Jangan berdebat
dengannya, taati dia, dan perlakukan dia seperti seorang ratu."

Li-Li sangat senang. Dia kembali ke rumah dan memulat rencana
pembunuhan terhadap ibu mertua.

Minggu demi minggu berlalu, dan berbulanbulan berlalu, dan setiap
hari, Lili melayani ibu mertua dengan masakan yang dibuat secara
khusus. Li-Li ingat apa yang dikatakan Mr Huang tentang menghindari
kecurigaan, jadi Li-Li mengendalikan emosinya, mentaati ibu mertua,
memperlakukan ibu mertuanya seperti ibu-nya sendiri dengan sangat
baik dan bersahabat.

Setelah enam bulan, seluruh rumah berubah. Li-li telah belajar
mengendalikan emosi-nya begitu rupa sehingga hampir-hampir ia tidak
pernah meledak dalam amarah atau kekecewaan. Dia tidak berdebat
sekalipun dengan ibu mertua-nya, yang sekarang kelihatan jauh lebih
baik dan mudah ditemani.

Sikap ibu mertua terhadp Li-li berubah, dan dia mulai menyayangi
Li-li seperti anaknya sendiri. Dia terus memberitahu teman-teman dan
kenalannya bahwa Li-li adalah menantu terbaik yang pernah ditemuinya.
Li-li dan ibu mertuanya sekarang berlaku sepertu ibu dan anak sungguhan.
Suami Li-li sangat senang melihat apa yang telah terjadi.

Satu hari, Li-li datang menemui Mr. Huang dan minta pertolongan lagi.
Dia berkata, "Mr Huang, tolonglah saya untuk mencegah racun itu
membunuh ibu mertua saya. Dia telah berubah mencaji wanita yang
sangat baik dan saya mengasihinya seperti ibu saya sendiri.
Saya tidak ingin di a mati karena racun yang saya berikan."

Mr. Hunag tersenyum dan mengangkat kepalanya. "Li-li, tidak usah
khawatir. Saya tidak pernah memberimu racun. Jamu yang saya
berikan dulu adalah vitamin untuk meningkatkan kesehatannya.
Satu-satunya racun yang pernah ada ialah didalam pikiran dan
sikapmu terhadapnya, tapi semua sudah lenyap oleh kasih yang
engkau berikan padanya."

Bocah pembeli es krim

Minggu siang di sebuah mall. Seorang bocah lelaki umur delapan tahun berjalan menuju ke sebuah gerai tempat penjual eskrim. Karena pendek, ia terpaksa memanjat untuk bisa melihat si pramusaji. Penampilannya yang lusuh sangat kontras dengan suasana hingar bingar mall yang serba wangi dan indah.

"Mbak sundae cream harganya berapa?" si bocah bertanya.

"Lima ribu rupiah," yang ditanya menjawab.

Bocah itu kemudian merogoh recehan duit dari kantongnya. Ia menghitung recehan di tangannya dengan teliti. Sementara si pramusaji menunggu dengan raut muka tidak sabar. Maklum, banyak pembeli yang lebih "berduit" ngantre di belakang pembeli ingusan itu.

"Kalau plain cream berapa?"

Dengan suara ketus setengah melecehkan, si pramusaji menjawab, "Tiga ribu lima ratus".

Lagi-lagi si bocah menghitung recehannya, " Kalau begitu saya mau sepiring plain cream saja, Mbak," kata si bocah sambil memberikan uang sejumlah harga es yang diminta. Si pramusaji pun segera mengangsurkan sepiring plain cream.

Beberapa waktu kemudian, si pramusaji membersihkan meja dan piring kotor yang sudah ditinggalkan pembeli. Ketika mengangkat piring es krim bekas dipakai bocah tadi, ia terperanjat. Di meja itu terlihat dua keping uang logam lima ratusan serta lima keping recehan seratusan yang tersusun rapi.
Ada rasa penyesalan tersumbat dikerongkongan. Sang pramusaji tersadar, sebenarnya bocah tadi bisa membeli sundae cream. Namun, ia mengorbankan keinginan pribadi dengan maksud agar bisa memberikan tip bagi si pramusaji.

Pesan moral yang dibawa oleh anak tadi: setiap manusia di dunia ini adalah penting. Di mana pun kita wajib memperlakukan orang lain dengan sopan, bermartabat, dan dengan penuh hormat.

Hiduplah saat ini!

Pada suatu pagi buta, seorang pemuda mendatangi rumah gurunya yang dikenal bijak di desa itu. Dia mengetuk pintu rumah dengan keras, sambil suaranya terdengar memanggil-manggil gurunya.


Si guru sambil mengusap matanya dan menahan kuap membuka pintu sambil berkata, " Ada apa anakku? Pagi-pagi begini mengganggu nyenyak tidurku. Ada sesuatu yang penting?" Pemuda menjawab, "Ampun guru, maafkan saya terpaksa mengganggu tidur guru. Ada sesuatu yang ingin saya tanyakan." Si guru kemudian mempersilahkannya masuk ke dalam rumah dan pemuda itu pun segera menceritakan kegundahannya, yakni semalam dia bermimpi dijemput malaikat dan diajak pergi meninggalkan dunia ini. Dia ingin menolak tetapi sesuatu seperti memaksanya harus pergi. Saat tarik menarik itulah dia terbangun sambil berkeringat dan tidak dapat tidur lagi. Timbul perasaan takut dan tidak berdaya membayangkan bila malaikat benar-benar datang kepadanya.


Si pemuda kemudian bertanya kepada gurunya, "Guru, kapan kematian akan datang kepada manusia?" Gurunya menjawab, "Saya tidak tahu anakku. Kematian adalah rahasia Tuhan".


"Aaaakh, guru pasti tahu. Guru kan selalu menjadi tempat bertanya bagi semua orang di daerah sini,” desak si murid. "Baiklah. Sebenarnya rata-rata manusia meninggal pada usia 70 sampai 75 tahun. Tetapi sebagian ada yang tidak mencapai atau lebih dari perkiraan tersebut." Merasa tidak puas dia kembali bertanya, "Jadi, umur berapakah manusia pantas untuk mati?" Sambil pandangannya menerawang keluar jendela, sang guru menjawab, "Sesungguhnya, begitu manusia dilahirkan, proses penuaan langsung terjadi. Sejak saat itu, manusia semakin tua dan kapan pun bisa mengalami kematian". Si murid bertanya terus, "Lalu, bagaimana sebaiknya saya menjalani hidup ini?"


Hiduplah Saat Ini

”Hidup sesungguhnya adalah saat ini, bukan besok atau kemarin. Hargai hidup yang singkat ini, jangan sia siakan waktu. Bekerjalah secara jujur dan bertanggung jawab, usahakan berbuat baik pada setiap kesempatan. Jangan takut mati, nikmati kehidupanmu! Mengerti?” Dengan wajah gembira si murid berkata, "Terima kasih guru, saya mengerti. Saya akan belajar dan bekerja dengan sungguh-sungguh, berani menghadapi hidup ini, sekaligus menikmatinya. Saya pamit guru."

Tinggalkan Zona Kenyamanan


Saya sering ketakutan didalam memulai pekerjaan yang rasanya sangat berat untuk dilakukan. Sampai-sampai saya merasa segala sesuatu yang berbau pekerjaan itu sulit untuk dilaksanakan. Dan akhirnya terjadi penundaan-penundaan yang tidak membawakan hasil apapun.


Sering orang-orang mengatakan “Ngapain cari susah? Play save aja biar aman!“, mitos seperti itu sudah seperti mendunia. Dan tidak semua orang mau keluar dari lingkaran tersebut. Jika bisnis itu kelihatan mudah, maka berbondong-bondong orang-orang mengikutinya.


Jangan biasakan menganggap remeh sesuatu perkerjaan!


Jika Anda ingin sukses, maka Anda harus berada diluar Zona Nyaman. Tidak semua orang mau melakukan hal tersebut, karena mereka menganggap bisnis yang sulit selalu tidak mendatangkan hasil apa-apa. Akibatnya mereka hanya terpaku oleh kondisi dimana mereka merasa semua pekerjaan yang sulit adalah beresiko tinggi.


Anda tentu ingat dengan Thomas Alfa Edison, penemu bola lampu pertama kali yang telah mencoba berkali-kali dan pada percobaan yang ribuan kali, Thomas Alfa Edison tidak pernah menyerah. Prinsip yang digunakan olehnya adalah “1% inspirasi 99% keringat“.


Telusuri faktor yang mempengaruhi Zona Kenyamanan Anda!

- sebuah kebiasaan yang selalu berada dalam zona kenyamanan bisa dirubah dengan cara membiasakan diri Anda untuk meninggalkan zona kenyamanan.

- mulailah dengan tugas yang tersulit, dan “Just Do It!” lakukan saja tugas tersebut sekarang juga. Jangan pikirkan hasil yang akan dicapai, akan tetapi pikirkan proses yang sedang dilakukan.

- Kebiasaan menghindari masalah, adalah kebiasaan yang selalu mengarah kepada zona kenyamanan. Anda harus bisa menghadapi segala rintangan dan menyelesaikannya dengan apapun resiko yang Anda terima nantinya.

- Jika Anda kerjakan dengan benar, maka tugas sesulit Apapun bisa diselesaikan.

- Buang jauh-jauh sifat Pesimis Anda! Orang yang selalu mengatakan bahwa segala sesuatu itu sulit dilakukan bukan ciri-ciri orang yang ingin berhasil.

- Segala pekerjaan yang dilakukan diluar zona nyaman harus dinikmati. Jadikan pekerjaan tersebut adalah sebuah permainan. Ciptakan suasana yang menghidupkan energi Anda untuk menyelesaikan tahap-tahap rencana Anda untuk mencapai kesuksesan.

Sekarang saatnya kuis...ayo dijawab....


Pikirkan sebelum menjawab

Anda sedang mengendarai mobil Anda dalam hujan lebat dan badai pada

malam hari. Anda melewati sebuah halte bis dan di situ ada tiga orang

sedang menunggu bis:
1.Seorang wanita tua yang tampaknya sakit parah.
2.Seorang teman yang pernah menyelamatkan jiwa Anda.
3.Seorang wanita (atau pria) idaman yang menjadi impian Anda.
Yang mana dari ketiganya yang Anda tawari untuk menumpang mobil Anda,

karena hanya satu penumpang saja yang boleh ada di mobil Anda?
Pikirlah dahulu sebelum Anda melanjutkan membaca!
Ini suatu dilema moral/etis yang pernah digunakan sebagai bagian tes

untuk suatu penerimaan lamaran kerja.
Anda bisa membawa wanita tua itu, karena kalau tidak ia bisa mati, jadi

Anda harus pertama-tama menyelamatkan dia dulu, atau Anda bisa membawa

sahabat Anda yang pernah menyelamatkan jiwa Anda, dengan begitu Anda

dapat membalas budinya. Tetapi kalau begitu, Anda tidak akan menemukan

wanita (atau pria) idaman Anda itu lagi. So..gimana caranya? agar semuanya dapat berjalan lancar..


''''''Bagi Para Reader jangan lupa kasih kritik, saran, komentar, untuk meningkatkan mutu publishing blog kami,,, thanks for visiting Us....be Success...'''''''

Sabtu, 29 Oktober 2011

welcome

Get Gifs at CodemySpace.com

Motivasi


 Lessons of Life
I feared being alone until I learned to like myself.
I feared failure until I realized that I only fail when I don’t try.
I feared success until I realized that I had to try in order to be happy with myself.
I feared people’s opinions until I learned that people would have opinions about
me anyway.

I feared rejection until I learned to have faith in myself.
I feared pain until I learned that it’s necessary for growth.
I feared the truth until I saw the ugliness in lies.
I feared life until I experienced its beauty.

I feared death until I realized that it’s not an end, but a beginning.
I feared my destiny, until I realized that I had the power to change my life.
I feared hate until I saw that it was nothing more than ignorance.
I feared love until it touched my heart, making the darkness fade into endless
sunny days.

I feared ridicule until I learned how to laugh at myself.
I feared growing old until I realized that I gained wisdom every day.
I feared the future until I realized that life just kept getting better.
I feared the past until I realized that it could no longer hurt me.

I feared the dark until I saw the beauty of the starlight.
I feared the light until I learned that the truth would give me strength.
I feared change, until I saw that even the most beautiful butterfly had to
undergo a metamorphosis before it could fly.
~Bobbete Bryan~

Hidup Cerdas dan Mencerdaskan

Bismilah ku coba tuk menapaki dunia virtual tuk meraih sukses menambah ilmu pengetahuan untuk dapat lebih berguna lagi untuk untuk diri sendiri dan untuk umat